Ferren
Santica, 19 April 2017
Program pemerintah guna
mengurai kemacetan yang sudah berlangsung dua bulan sejak awal Februari 2017
hingga saat ini menyebabkan penyempitan jalan yang digunakan untuk lahan kerja.
Proyek jembatan layang Pancoran yang ditangani oleh perusahaan pengembang PT.
Nindya Karya ini mengakibatkan padatnya lalu lintas dari arah Cawang menuju
arah Kuningan.
Dilansir dari Twitter
TMC Polda Metro Jaya, mulai hari Jumat 7 April s/d Selasa 11 April setiap pukul
23.00 – 04.00 WIB perempatan Pancoran depan MBAU/Aldiron arah Kuningan ditutup
sementara karena ada pekerjaan pemancangan tiang Flyover. Maka pengguna jalan
disarankan mencari jalur alternatif lain. Pengalihan jalur saat malam hari juga
kerap kali diinformasikan melalui Twitter.
“Kalau malam hari
aktivitas lalu lintas sepi, jadi jam 10 malam keatas mungkin bisa ada
pengalihan jalur. Tetapi mulai dari pagi sampai jam 10 malam tidak bisa
dialihkan, karena terlalu padat, jadi mau tidak mau harus mengikuti yang sudah
ada” ujar Bripka Hidayat, Personel SAT GATUR Lalu Lintas saat dikonfirmasi di
Pos Polisi Pancoran, Jl. Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan (09/04/2017).
![]() |
| Bripka Hidayat, Personel Sat Gatur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Sumber: Dokumentasi Ferren Santica |
“Sepenuhnya yang
bertanggung jawab atas proyek ini pemborongnya, memang saya akui untuk proyek
ini safety-nya kurang. Karena yang sudah-sudah lebih rapi dan tidak mengganggu.
Ditambah lagi ada dua proyek, yaitu jembatan layang dan MRT. Sana beton sini
beton sehingga penyempitan jalan. 4 jalur dibuat jadi 1, mau gak mau jadinya
macet kan? Akhirnya kalau sudah begitu yang repot ya personelnya ini” Ujarnya. Beliau
menghimbau bahwa kesadaran masyarakat harus lebih ditingkatkan guna keselamatan
pekerja dan pengguna jalan.
![]() |
| Areal proyek jembatan layang Pancoran Sumber: Dokumentasi Ferren Santica |
Beliau juga mengungkapkan,
tidak adanya komunikasi dari perusahaan pengembang, yakni PT. Nindya Karya
terhadap pihak Kepolisian pengatur lalu lintas yang menyebabkan kebingungan.
“Dari pihak pengembang ini gak ada komunikasinya sama sekali sama kita. Contoh
saja, misal dia bisa saja kan laporan “pak hari ini kita mau ada pengecoran,
tolong ya pak nanti diadakan pengalihan arus” kalau begitu kan enak. Berdasarkan prosedur
keamanan, harusnya radius beberapa meter itu steril, supaya tidak ada korban
kalau ada material yang terjatuh.”
“Memang sampai saat ini belum pernah ada kecelakaan
kerja yang kena pengguna jalan, tapi kalau sampai kejadian? Kan kita yang
disalahkan, padahal itu semua tanggung jawab pengembang proyek” Tegas Bripka
Hidayat. Selain miskomunikasi dari pihak pemborong, keadaan juga diperkeruh
dengan kesadaran masyarakat yang masih nol tentang keamanan berkendara,
sebagian besar masyarakat sulit
diperingati mengenai adanya bahaya dari proyek yang sedang berlangsung yang
dapat mengancam keselamatan mereka sewaktu-waktu.
![]() |
| Kemacetan imbas proyek jembatan layang (Jl. Jend Gatot Subroto arah Semanggi) Sumber: Dokumentasi Ferren Santica |
Jalanan di sekitar
proyek diperlebar dengan trotoar yang ada dengan tujuan mengurai kemacetan,
namun itu dirasa masih kurang cukup. Bripka Hidayat menyampaikan solusi dari
permasalahan kemacetan tersebut, “Ada solusi dari padatnya arus kendaraan di
titik ini, kalau pemerintah mau, gampang saja. Tutup jalur dari timur sebelum
Menara Saidah, terus masukan pengendara mobil ke tol, kecuali pengendara motor,
mereka lewat jalur biasa. Lalu, mobil yang sudah masuk ke tol diarahkan keluar
menuju depan polda atau Tegal Parang” tutup Hidayat.




0 komentar:
Posting Komentar