Jumat, 21 April 2017

Akibat Proyek Jembatan Layang Pancoran, Penyempitan Jalan Berimbas Kepadatan Lalu Lintas

Ferren Santica, 19 April 2017

 
Areal proyek jembatan layang Pancoran
Sumber: Dokumentasi Ferren Santica
Program pemerintah guna mengurai kemacetan yang sudah berlangsung dua bulan sejak awal Februari 2017 hingga saat ini menyebabkan penyempitan jalan yang digunakan untuk lahan kerja. Proyek jembatan layang Pancoran yang ditangani oleh perusahaan pengembang PT. Nindya Karya ini mengakibatkan padatnya lalu lintas dari arah Cawang menuju arah Kuningan.
Dilansir dari Twitter TMC Polda Metro Jaya, mulai hari Jumat 7 April s/d Selasa 11 April setiap pukul 23.00 – 04.00 WIB perempatan Pancoran depan MBAU/Aldiron arah Kuningan ditutup sementara karena ada pekerjaan pemancangan tiang Flyover. Maka pengguna jalan disarankan mencari jalur alternatif lain. Pengalihan jalur saat malam hari juga kerap kali diinformasikan melalui Twitter.
“Kalau malam hari aktivitas lalu lintas sepi, jadi jam 10 malam keatas mungkin bisa ada pengalihan jalur. Tetapi mulai dari pagi sampai jam 10 malam tidak bisa dialihkan, karena terlalu padat, jadi mau tidak mau harus mengikuti yang sudah ada” ujar Bripka Hidayat, Personel SAT GATUR Lalu Lintas saat dikonfirmasi di Pos Polisi Pancoran, Jl. Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan (09/04/2017).

Bripka Hidayat, Personel Sat Gatur Lalu Lintas Polda Metro Jaya
Sumber: Dokumentasi Ferren Santica

“Sepenuhnya yang bertanggung jawab atas proyek ini pemborongnya, memang saya akui untuk proyek ini safety-nya kurang. Karena yang sudah-sudah lebih rapi dan tidak mengganggu. Ditambah lagi ada dua proyek, yaitu jembatan layang dan MRT. Sana beton sini beton sehingga penyempitan jalan. 4 jalur dibuat jadi 1, mau gak mau jadinya macet kan? Akhirnya kalau sudah begitu yang repot ya personelnya ini” Ujarnya. Beliau menghimbau bahwa kesadaran masyarakat harus lebih ditingkatkan guna keselamatan pekerja dan pengguna jalan.

Areal proyek jembatan layang Pancoran
Sumber: Dokumentasi Ferren Santica

Beliau juga mengungkapkan, tidak adanya komunikasi dari perusahaan pengembang, yakni PT. Nindya Karya terhadap pihak Kepolisian pengatur lalu lintas yang menyebabkan kebingungan. “Dari pihak pengembang ini gak ada komunikasinya sama sekali sama kita. Contoh saja, misal dia bisa saja kan laporan “pak hari ini kita mau ada pengecoran, tolong ya pak nanti diadakan pengalihan arus”  kalau begitu kan enak. Berdasarkan prosedur keamanan, harusnya radius beberapa meter itu steril, supaya tidak ada korban kalau ada material yang terjatuh.”
“Memang  sampai saat ini belum pernah ada kecelakaan kerja yang kena pengguna jalan, tapi kalau sampai kejadian? Kan kita yang disalahkan, padahal itu semua tanggung jawab pengembang proyek” Tegas Bripka Hidayat. Selain miskomunikasi dari pihak pemborong, keadaan juga diperkeruh dengan kesadaran masyarakat yang masih nol tentang keamanan berkendara, sebagian  besar masyarakat sulit diperingati mengenai adanya bahaya dari proyek yang sedang berlangsung yang dapat mengancam keselamatan mereka sewaktu-waktu.

Kemacetan imbas proyek jembatan layang (Jl. Jend Gatot Subroto arah Semanggi)
Sumber: Dokumentasi Ferren Santica

Jalanan di sekitar proyek diperlebar dengan trotoar yang ada dengan tujuan mengurai kemacetan, namun itu dirasa masih kurang cukup. Bripka Hidayat menyampaikan solusi dari permasalahan kemacetan tersebut, “Ada solusi dari padatnya arus kendaraan di titik ini, kalau pemerintah mau, gampang saja. Tutup jalur dari timur sebelum Menara Saidah, terus masukan pengendara mobil ke tol, kecuali pengendara motor, mereka lewat jalur biasa. Lalu, mobil yang sudah masuk ke tol diarahkan keluar menuju depan polda atau Tegal Parang” tutup Hidayat.